PINTA KAMI ( ORANG PINGGIRAN )
terik matahari adalah kawan kami..
debu jalanan adalah embun bagi kami..
deru mesin adalah lagu yang merdu bagi kami..
kolong jembatan dan emperan adalah istana kami..
kami bisa tertidur nyenyak diatas tumpukan kardus..
kami bisa merasa hangat dengan selimut koran-koran bekas..
bahkan kami terbiasa makan nasi tanpa lauk dengan rakus..
tapi kenapa hidup kami masih di tindas..
istana kardus kami dibumi hanguskan..
gerobak-gerobak nasi kami di sita tanpa belas kasihan..
mengatas namakan hukum dan ketertiban..
membuat kami melewati hari-hari dengan kelaparan..
kami tak pernah meminta lebih..
untuk kehidupan yang gemerlap..
bermimpi jadi konglomeratpun kami tak pernah..
kami sadar makan tiga kali sehari itu sudah mewah..
lihatlah anak kami yang tak sekolah..
setiap hari hanya mengais sampah..
tak pernah mengeluh meski kaki luka dan bernanah..
demi sesuap nasi mereka tabah..
tidakkah kalian malu hai para penguasa..
menjual nama kami demi setumpuk harta..
ingatlah kami ini juga manusia..
berhak mendapat tempat meskipun kami di pandang hina..
dengarlah pinta kami hai para penguasa..
biarkan kami hidup bebas tanpa diburu dan disiksa..
mengejar hari esok demi anak cucu kami yang buta aksara..
agar mereka tak jadi sampah dunia..
dengan tekat ini kami yakin bisa..
istana kardus ini akan jadi istana yang nyata..
karena kami adalah orang pinggiran berhati baja..
takan takut dengan yang namanya derita..
suatu hari nanti kamilah orang-orang yang merdeka..
terik matahari adalah kawan kami..
debu jalanan adalah embun bagi kami..
deru mesin adalah lagu yang merdu bagi kami..
kolong jembatan dan emperan adalah istana kami..
kami bisa tertidur nyenyak diatas tumpukan kardus..
kami bisa merasa hangat dengan selimut koran-koran bekas..
bahkan kami terbiasa makan nasi tanpa lauk dengan rakus..
tapi kenapa hidup kami masih di tindas..
istana kardus kami dibumi hanguskan..
gerobak-gerobak nasi kami di sita tanpa belas kasihan..
mengatas namakan hukum dan ketertiban..
membuat kami melewati hari-hari dengan kelaparan..
kami tak pernah meminta lebih..
untuk kehidupan yang gemerlap..
bermimpi jadi konglomeratpun kami tak pernah..
kami sadar makan tiga kali sehari itu sudah mewah..
lihatlah anak kami yang tak sekolah..
setiap hari hanya mengais sampah..
tak pernah mengeluh meski kaki luka dan bernanah..
demi sesuap nasi mereka tabah..
tidakkah kalian malu hai para penguasa..
menjual nama kami demi setumpuk harta..
ingatlah kami ini juga manusia..
berhak mendapat tempat meskipun kami di pandang hina..
dengarlah pinta kami hai para penguasa..
biarkan kami hidup bebas tanpa diburu dan disiksa..
mengejar hari esok demi anak cucu kami yang buta aksara..
agar mereka tak jadi sampah dunia..
dengan tekat ini kami yakin bisa..
istana kardus ini akan jadi istana yang nyata..
karena kami adalah orang pinggiran berhati baja..
takan takut dengan yang namanya derita..
suatu hari nanti kamilah orang-orang yang merdeka..
0 komentar "PUISI ORANG PINGGIRAN", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar